Hustle culture adalah istilah yang kerap dibahas para pengguna media sosial. Kata-kata tersebut mengacu pada budaya kerja keras sebagai standar untuk mencapai kesuksesan. Pertanyaannya, sebenarnya apa itu hustle culture? Apakah hustle culture merupakan hal yang positif? Bahas di sini, yuk!
Hustle Culture Adalah…
Seperti yang sempat disinggung di atas, definisi hustle culture adalah gaya hidup yang terfokus pada produktivitas dan sedikit waktu untuk beristirahat. Pola ini didasari oleh pemikiran bahwa manusia harus bekerja sekeras mungkin kalau ingin mencapai tujuan, seperti kenaikan jabatan dan pendapatan.
Fenomena ini identik dengan kurangnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, atau sering disebut sebagai work-life balance. Akibatnya, mengikuti hustle culture kerap mengakibatkan penurunan kesehatan mental. Dua bentuk utamanya berupa depresi dan gangguan kecemasan atau anxiety.
Baca Juga: Berapa Biaya Hidup di Jakarta? Ini Rinciannya
Dari situ, banyak yang mempertanyakan asal-usul hustle culture. Kalau begitu, berikut penjelasan singkatnya.
Awal Mula Hustle Culture
Hustle culture adalah istilah yang terbilang baru, sementara kata pendahulunya yakni “workaholic”. Istilah “workaholic” mulai populer sejak tahun 1970-an untuk mengacu pada orang-orang dengan kebiasaan bekerja terlalu keras. Hal tersebut dipicu oleh terjadinya percepatan perkembangan industri.
Biasanya, orang-orang dengan kecenderungan workaholic mengalami kesulitan dalam memisahkan pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan. Begitu juga dengan hustle culture yang mulai dikenal tahun 1990-an, karena pertumbuhan pesat di bidang teknologi.
Ciri-ciri Hustle Culture
Jika masih bingung, mari simak ciri-ciri hustle culture di bawah ini.
- Sulit merasa puas dengan hasil kerja
- Menetapkan target yang enggak realistis
- Memikirkan pekerjaan secara terus menerus
- Mengorbankan waktu istirahat
- Mengakibatkan kelelahan fisik dan mental
- Membandingkan diri dengan orang lain
Cara Menghadapi Hustle Culture
Meningkatkan produktivitas merupakan hal yang positif, namun melakukannya secara berlebihan juga enggak baik. Kamu juga perlu memedulikan kehidupan pribadi. Mari intip cara menghadapi ramainya hustle culture supaya kesehatanmu tetap terjaga!
1. Buat batasan antara kerja dan kehidupan pribadi
Bagian terpenting dalam menghindari dampak negatif hustle culture adalah membatasi pekerjaan dan kehidupan pribadi kamu. Kalau bekerja dari rumah atau WFH pun, kamu disarankan untuk memisahkan ruang kerja dan kamar tidur jika memungkinkan.
Pasalnya, riset FlexJobs dan Mental Health America (MHA) menemukan bahwa 37 persen orang bekerja dengan durasi lebih panjang selama pandemi 2020 lalu. Itu mengakibatkan 75 persen orang mengaku mengalami stres akibat pekerjaan, yang kemudian berdampak terhadap kesehatan mentalnya.
Sebagai solusinya, sebaiknya hindari pikiran seputar pekerjaan kalau berada di luar jam kerja. Pusatkan pikiranmu ke aktivitas di depan mata apabila melakukan hal lain, seperti bertemu dengan keluarga atau melakukan hobi.
2. Hindari membandingkan diri dengan orang lain
Ramainya penggunaan media sosial turut berkontribusi terhadap tumbuhnya hustle culture. Pasalnya, user terdorong untuk menyamakan atau bekerja lebih keras dibandingkan orang lain. Ini salah satu alasan hustle culture adalah fenomena yang berkaitan dengan toxic productivity.
Sebaliknya, kamu bisa melihat perkembangan dirimu sendiri. Bandingkan seberapa jauh kemajuan skill dan karirmu daripada beberapa tahun lalu, lalu tentukan upaya-upaya realistis sebagai rencana ke depannya.
3. Cari hobi di luar pekerjaan
Ada berbagai aktivitas seru yang bisa dijadikan hobi di luar pekerjaan, lho! Ini bisa datang dari bidang olahraga, seni, sampai kuliner. Contohnya antara lain bermain basket, bulu tangkis, fotografi, memasak, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa juga dijadwalkan secara rutin.
4. Refreshing sejenak
Kita pasti membutuhkan selingan dari rutinitas. Kamu bisa traveling, streaming film, bahkan pergi ke ke bar dan club favorit. Butuh rekomendasi hiburan malam? Coba lirik bar seperti Helen’s Live Bar dan Gold Dragon yang menawarkan live music dan beberapa DJ performances.
Baca Juga: Mengintip Club Terbaik di Jakarta: The H Club SCBD
Ada juga sejumlah club malam menarik, mulai dari Golden Tiger, W Superclub, sampai The H Club. Bagi para penikmat live music, Livehouse juaranya. Enggak sabar untuk mencobanya? Reservasi di sini, yuk!