Kata ini kerap ditemukan dalam lini media sosial. Tampaknya, semakin banyak yang berminat untuk mempraktikkannya. Alasan utamanya adalah menghemat biaya. Lantas, thrifting artinya apa? Yuk, simak lebih lanjut dengan membaca artikel ini!
Thrifting Artinya Apa?
Thrifting artinya membeli barang bekas, seperti pakaian, mainan, buku, dan sebagainya. Sekarang, aktivitas tersebut sering dilakukan melalui platform e-commerce dan media sosial. Tapi kalau mau melihat barangnya secara langsung, ada juga beberapa thrift shop atau toko thrift dalam bentuk fisik. Ini juga kerap dijadikan media hiburan bagi pembeli.
Baca Juga: Ketahui 5 Cara Self-Healing Ini untuk Jaga Kesehatan Mental
Selain membeli barang dengan harga lebih terjangkau, manfaat utama dari thrifting terletak pada faktor sustainability. Soalnya, ini menjadi sarana untuk memanfaatkan dan upcycling barang bekas. Mari lihat apa saja manfaat thrifting di bawah ini!
4 Manfaat Thrifting untuk Pembeli
1. Harga terjangkau
Belanja thrifting artinya kamu membeli barang bekas, sehingga harganya sudah enggak setinggi saat masih baru. Sudah begitu, kadang-kadang kamu bisa mendapatkan barang branded secara terjangkau.
2. Mengurangi dampak negatif fast fashion
Fast fashion adalah produksi dan distribusi pakaian secara massal. Ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, karena bergantung pada sumber daya yang tidak dapat diperbarui (non-renewable resources) dan mengakibatkan limbah tekstil. Nah, thrifting menjadi kesempatan untuk turut serta dalam mengurangi dampak fast fashion.
3. Kesempatan menemukan barang unik
Bosan dengan barang yang mudah ditemukan di mana-mana? Dengan banyaknya pilihan barang bekas, thrifting bisa menjadi solusi untukmu. Mungkin saja kamu mendapatkan pakaian vintage, gelas lucu, dan sebagainya.
4. Bisa berkreasi dengan upcycling
Kalau dideskripsikan dengan singkat, upcycling adalah proses mengubah barang yang sudah tidak terpakai menjadi produk baru. Hal tersebut dapat diaplikasikan pada berbagai jenis barang, antara lain pakaian, peralatan rumah tangga, hingga kartu ucapan.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Hobi yang Enggak Mainstream
3 Kekurangan Thrifting bagi Pembeli
1. Kondisi barang enggak sempurna
Meski kebanyakan barang thrift masih bisa digunakan, kualitasnya sudah menurun jika dibandingkan barang baru. Bahkan, ada juga yang memerlukan perbaikan atau upcycling terlebih dahulu kalau ingin dipakai kembali. Kamu perlu mengecek apakah kondisinya sesuai dengan kebutuhan.
2. Membutuhkan waktu lebih
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, thrifting artinya membeli barang dengan kualitas lebih rendah daripada kondisi awal. Sehingga, di di situlah kamu perlu ketelitian saat memilah barang. Mungkin saja kamu bakal menghabiskan lebih banyak waktu untuk menemukan barang tertentu.
3. Produk terbatas
Selain itu, produk yang tersedia di thrift shop cenderung terbatas. Pasalnya, di sini penjual menerima barang bekas untuk dijual kembali. Beberapa penjual turut melakukan upcycling, seperti memotong atau menjahit kembali beberapa pakaian bekas. Namun, produk enggak diproduksi dalam jumlah besar, melainkan menyesuaikan produk bekas yang diterima atau di-upcycle.
Sampai sini, sudahkah kamu mendapatkan pemahaman seputar thrifting? Jika disederhanakan, thrifting artinya membeli barang bekas untuk menghemat biaya, mendapatkan produk unik, hingga menjadi sarana menuangkan kreativitas pribadi dalam DIY project.
Kalau punya minat dalam aktivitas DIY alias do-it-yourself dan suka cocktail, kamu harus coba DIY Cocktail di Helen’s Night Mart. Kamu diberikan kesempatan untuk mixing minuman sendiri untuk dicicipi bersama kawan-kawan terdekat. Yuk, lihat selengkapnya di Instagram @helensnightmart!
Baca Juga: Cara Membuat Cocktail Sederhana: 5 Resep Cocktail Praktis